Kami adalah Sanggar dan komunitas Tari dan Musik Tradisional yang hampir mewakili semua kesenian di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Pusat Pelatihan kami berada di Sanggar Pusat Banten dan Cabang Perwakilan di Jakarta Selatan. Visi kami adalah melestarikan kebudayaan Indonesia sedini mungkin, dikenal oleh semua elemen masyarakat.
Dalam
rangka menjalin silaturahmi dan membangun kekompakan tim, Karang Taruna
Kampung Seni Yudha Asri menggelar Turnamen Sepak Bola Yudha Cup 2011.
Pertandingan ini dibagi ke dalam 6 Tim / Blok yang anggotanya terdari
semua warga Kampung Seni Yudha Asri(Kampung Yudha), Muda maupun Tua. Kegiatan yang
berlangsung sekitar satu minggu ini juga dalam rangka memeriahkan
suasana lebaran.
Final Yudha Cup 2011 berlangsung antara kesebelasan Lebak Ranca FC(Blok
3) VS Kidul FC(Blok 1) dan yang keluar sebagai juaranya adalah Kidul
FC(Blok 1) dengan skor 2 : 0, berikut dokumentasinya.
Opak Band adalah band lokal yang berada di Kampung Seni Yudha Asri. Band yang sekitar satu tahun terbentuk ini tetap eksis dalam acara-acara kegiatan seperti Lebaran, Tahun Baru, Kegiatan Remaja, Acara 17 Agustus dan kegiatan karang taruna. Tujuannya adalah untuk mengolah kreativitas seni dari anak-anak muda dan remaja, selain seni tradisional yang berada di Kampung Seni.
Guna memeriahkan Hari Raya Idul Fitri 1432 H dan menghibur warga masyarakat serta pengunjung, dalam seminggu Kampung Seni Yudha Asri mengisi acara dengan pertunjukan seni, baik seni tradisional rampak bedug, bedug kerok maupun kolaborasi dengan musik modern. Kegiatan ini sengaja di gelar dalam rangka meramaikan suasana lebaran. Selain itu para pengunjung yang datang ke Kampung Seni juga tidak sedikit sehingga perlu adanya hiburan. Ketika lebaran, biasanya pengunjung datang 4 kali lipatnya, ada yang sengaja main di taman, berteduh di saung-saung, bermain di air mancur, ada juga yang datang untuk menyaksikan berbagai kesenian yang di pentaskan di Gedung Kesenian/Serba Guna Kampung Seni Yudha Asri.
Idul Fitri atau Lebaran merupakan hari dimana kita telah melaksanakan ibadah puasa. Pada hari itu semua umat muslim merayakannya dengan penuh suka cita bercampur dengan rasa terharu karena Idul Fitri datangnya satu tahun sekali. Belum tentu tahun depan kita bisa merasakan Idul Fitri.
Pemerintah menetapkan Idul Fitri jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011, namun ada juga yang merayakan Idul Fitri pada tanggal 30 Agustus 2011 seperti Muhammadiyah. Perbedaan bukanlah masalah untuk kita semua, karena kita lahir juga di tempat dengan penuh perbedaan latar belakang, Agama, Suku, Rasa dan Tradisi. Sebagai sesama Muslim, kita harus menerima perbedaan keyakinan dalam hal melaksanakan awal puasa maupun lebaran, karena mereka punya dasar penghitungan sendiri, baik melalui hilal, kitab maupun cara-cara konvensional lainnya. Yang paling penting adalah bagaimana kita menerima dan tetap rukun sesama Muslim, toh pada intinya mereka sudah melaksanakan puasa dan puasa merupakan bagian dari Rukun Islam. Biarlah mereka sedikit berbeda karena hal tradisi dan budaya, yang penting esensi dari pada Rukun Islam sudah mereka jalani. Dalam hal Syariat Islam, kita sulit untuk benar-benar sama persis dengan di Arab atau negara timur tengah lainnya, kita akan dihadapkan pada tradisi dan budaya setempat yang mana budaya itu sudah ada beratus-ratus tahun yang lalu. Kita bisa bayangkan tradisi orang-orang Jawa, Sunda, Betawi dan daerah lainnya. Kita tidak bisa menghilangkannya, karena mereka sudah melekat dengan latar belakang budaya mereka. Pada intinya Islam dan budaya khas daerah, harus saling berdampingan. Berikut adalah dokumentasi Sholat Id Masyarakat Kampung Seni Yudha Asri pada hari Rabu, 31 Agustus 2011.
Dalam kehidupan bermasyarakat, sikap kekeluargaan merupakan suatu yang harus dipertahankan. Dalam suasana yang penuh dengan kekeluargaan, segala aktivitas bisa dilakukan secara bersama-sama, sehingga pekerjaan tersebut bisa lebih ringan, mudah dan tentunya bisa saling bergantung satu sama lain. Di Kampung Seni Yudha Asri istilah gotong royong dikenal dengan nama "Kuriak". Kuriak berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dan tidak mengharapkan sedikitpun imbalan, kerja penuh rasa ikhlas dengan suasana canda-ria serta semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Berikut adalah suasana gotong royong (kuriak) masyarakat kampung seni pada pemotongan hewan menjelang idul fitri 1432 H.