Opak Band adalah band lokal yang berada di Kampung Seni Yudha Asri. Band yang sekitar satu tahun terbentuk ini tetap eksis dalam acara-acara kegiatan seperti Lebaran, Tahun Baru, Kegiatan Remaja, Acara 17 Agustus dan kegiatan karang taruna. Tujuannya adalah untuk mengolah kreativitas seni dari anak-anak muda dan remaja, selain seni tradisional yang berada di Kampung Seni.
Kami adalah Sanggar dan komunitas Tari dan Musik Tradisional yang hampir mewakili semua kesenian di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Pusat Pelatihan kami berada di Sanggar Pusat Banten dan Cabang Perwakilan di Jakarta Selatan. Visi kami adalah melestarikan kebudayaan Indonesia sedini mungkin, dikenal oleh semua elemen masyarakat.
Kamis, 15 September 2011
Suasana Lebaran di Kampung Seni Yudha Asri
Guna memeriahkan Hari Raya Idul Fitri 1432 H dan menghibur warga masyarakat serta pengunjung, dalam seminggu Kampung Seni Yudha Asri mengisi acara dengan pertunjukan seni, baik seni tradisional rampak bedug, bedug kerok maupun kolaborasi dengan musik modern. Kegiatan ini sengaja di gelar dalam rangka meramaikan suasana lebaran. Selain itu para pengunjung yang datang ke Kampung Seni juga tidak sedikit sehingga perlu adanya hiburan. Ketika lebaran, biasanya pengunjung datang 4 kali lipatnya, ada yang sengaja main di taman, berteduh di saung-saung, bermain di air mancur, ada juga yang datang untuk menyaksikan berbagai kesenian yang di pentaskan di Gedung Kesenian/Serba Guna Kampung Seni Yudha Asri.
Suasana Sholat Idul Fitri 1432 H
Idul Fitri atau Lebaran merupakan hari dimana kita telah melaksanakan ibadah puasa. Pada hari itu semua umat muslim merayakannya dengan penuh suka cita bercampur dengan rasa terharu karena Idul Fitri datangnya satu tahun sekali. Belum tentu tahun depan kita bisa merasakan Idul Fitri.
Pemerintah menetapkan Idul Fitri jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011, namun ada juga yang merayakan Idul Fitri pada tanggal 30 Agustus 2011 seperti Muhammadiyah. Perbedaan bukanlah masalah untuk kita semua, karena kita lahir juga di tempat dengan penuh perbedaan latar belakang, Agama, Suku, Rasa dan Tradisi. Sebagai sesama Muslim, kita harus menerima perbedaan keyakinan dalam hal melaksanakan awal puasa maupun lebaran, karena mereka punya dasar penghitungan sendiri, baik melalui hilal, kitab maupun cara-cara konvensional lainnya. Yang paling penting adalah bagaimana kita menerima dan tetap rukun sesama Muslim, toh pada intinya mereka sudah melaksanakan puasa dan puasa merupakan bagian dari Rukun Islam. Biarlah mereka sedikit berbeda karena hal tradisi dan budaya, yang penting esensi dari pada Rukun Islam sudah mereka jalani. Dalam hal Syariat Islam, kita sulit untuk benar-benar sama persis dengan di Arab atau negara timur tengah lainnya, kita akan dihadapkan pada tradisi dan budaya setempat yang mana budaya itu sudah ada beratus-ratus tahun yang lalu. Kita bisa bayangkan tradisi orang-orang Jawa, Sunda, Betawi dan daerah lainnya. Kita tidak bisa menghilangkannya, karena mereka sudah melekat dengan latar belakang budaya mereka. Pada intinya Islam dan budaya khas daerah, harus saling berdampingan. Berikut adalah dokumentasi Sholat Id Masyarakat Kampung Seni Yudha Asri pada hari Rabu, 31 Agustus 2011.
Sabtu, 03 September 2011
Kuriak, Semangat Gotong Royong Masyarakat Kampung Seni
Dalam kehidupan bermasyarakat, sikap kekeluargaan merupakan suatu yang harus dipertahankan. Dalam suasana yang penuh dengan kekeluargaan, segala aktivitas bisa dilakukan secara bersama-sama, sehingga pekerjaan tersebut bisa lebih ringan, mudah dan tentunya bisa saling bergantung satu sama lain. Di Kampung Seni Yudha Asri istilah gotong royong dikenal dengan nama "Kuriak". Kuriak berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dan tidak mengharapkan sedikitpun imbalan, kerja penuh rasa ikhlas dengan suasana canda-ria serta semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Berikut adalah suasana gotong royong (kuriak) masyarakat kampung seni pada pemotongan hewan menjelang idul fitri 1432 H.
Rabu, 17 Agustus 2011
HUT Kemerdekaan RI Ke 66
Setiap tahun tepatnya tanggal 17 Agustus kita memperingati momen penting dalam sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Kala itu Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di kumandangkan tepat pukul 10.00 WIB pada tanggal 17 Agustus 1945. Sang Proklamator sekaligus Presiden RI pertama Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat. Hari itu mengawali perjalanan panjang bangsa Indonesia, hingga hari ini HUT Kemerdekaan RI Ke 66 Tahun. Begitu lelah, tidak sedikit korban yang berjatuhan untuk menegakan negeri ini menjadi negara yang bebas dari para penjajah.
Seperti kita ketahui sejak awal berdirinya Indonesia tepat di bulan Ramadhan. Hari itu kini terulang kembali, hanya saja masanya berbeda, kita tinggal mengisi tidak lagi untuk berjuang, apalagi mengusir penjajah. Lalu apakah kita sudah benar-benar mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya?apakah kita sudah memberikan yang terbaik untuk bangsa ini? perubahan merupakan sesuatu yang pasti, 66 tahun bukanlah waktu yang singkat. Andai 66 tahun itu terjadi pada diri kita, tentu kita bukan lagi muda. Namun apakah telah banyak perubahan?apakah bangsa ini sudah benar-benar merdeka?nyatanya belum, kita masih dijajah oleh kemiskinan, ketidakadilan, ketidakberpihakan oleh pemimpin bangsa ini. Mereka terus menguras habis hingga keakarnya apa yang menjadi haknya orang lain, mereka terus memperkaya dirinya sendiri, mereka buta melihat ketimpangan, bisu untuk mengungkapkan kebenaran. Ya...kita sudah merdeka, merdeka bagi mereka yang punya jabatan dan pangkat.
Dalam perayaan 17 Agustus, biasanya kita diisi dengan berbagai perlombaan, hiburan dan acara-acara yang bertema kemerdekaan. Berikut adalah perayaan 17 Agustus di Kampung Seni Yudha Asri, yang diisi dengan kesenian Rampak Bedug, Bedug Kerok dan lain sebagainya.
Selama Bulan Ramadhan, Latihan Dirubah Malam Hari
Walaupun bulan Ramadhan, kegiatan di Kampung Seni Yudha Asri tetap berjalan seperti biasa. Kalau pada hari-hari sebelumnya latihan kesenian di siang/sore hari, selama puasa ini dirubah menjadi malam hari sekitar pukul 20.30 WIB setelah shalat tarawih. Kegiatan di siang/sore biasanya diisi dengan ngabuburit sebelum berbuka puasa. Ketika waktu berbuka tiba, biasanya ada yang berbuka di gedung kesenian/serba guna, namun ada juga sebagian yang buka puasa di rumah masing-masing.
Buka Puasa Bersama di Gedung Kesenian/GSG Kampung Seni
Puasa atau shaum(bahasa Arab) yaitu kita menahan dari segala hal-hal yang membatalkan puasa, misalnya makan atau minum sebelum waktunya(magrib), memelihara penyakit hati(iri, dengki,fitnah,gosip,dll). Dalam puasa banyak hikmah dan barokah yang kita dapat, kita dilatih untuk lebih menahan diri/bersabar, memperbanyak pahala, tadarus di mesjid, tarawih dan aktivitas lainnya.
Setelah seharian kita puasa, saat yang kita tunggu-tunggu adalah berbuka puasa. Disunahkan untuk berbuka puasa dengan makanan yang manis, misalnya kurma atau yang sejenisnya. Berikut adalah dokumentasi Kampung Seni Yudha Asri di Gedung Kesenian/Serba Guna ketika berbuka puasa bersama.(Dok: KSYA 16/08/2011)
Setelah seharian kita puasa, saat yang kita tunggu-tunggu adalah berbuka puasa. Disunahkan untuk berbuka puasa dengan makanan yang manis, misalnya kurma atau yang sejenisnya. Berikut adalah dokumentasi Kampung Seni Yudha Asri di Gedung Kesenian/Serba Guna ketika berbuka puasa bersama.(Dok: KSYA 16/08/2011)
Langganan:
Postingan (Atom)
Cover Lathi-Weird Genius oleh Sanggar Yudha Asri(Kolaborasi Musik Modern-Tradisional)
Seni cover lagu/musik adalah hal umum saat ini yang sering dilakukan baik oleh musisi maupun pelaku seni tradisi, tujuannya adalah untuk men...
-
Topeng merupakan atribut dari kesenian Bedug Kerok Kampung Seni Yudha Asri. Karena topeng ini merupkan perlengkapan seni Bedug Kerok, maka d...
-
Gamelan Mini(Cokekan)Sanggar Yudha Asri dalam acara ramah tamah Keluarga Ibu Soeratman, Jaticempaka, Pondok Gede, Jakarta Timur. ...