Minggu, 05 Juni 2011

Pembukaan Panitia Pemilihan Gubernur 2011 dengan Bedug Kerok

Pembukaan Panitia Pemilihan Kecamatan(PPK) untuk Pemilihan Gubernur 2011. Disambut dengan seni Bedug Kerok dari Kampung Seni Yudha Asri dan seni tradisional lainnya. Berlangsung di Pendopo Kota Serang dan Alun-alun Kota. Turut hadir Gubernur Banten dan Para Bupati - Walikota.(Upload : Dok KSYA 5 Juni 2011)












Sabtu, 04 Juni 2011

Napak Tilas Pendiri Kampung Seni Yudha Asri

Jupri Noor atau M. Jufrni Nur lahir 11 September 1947 di sebuah desa kecil yang bernama Desa Jambu di Kecamatan Pamarayan. Sejak kecil beliau sangat suka sekali dengan seni tradisional khusunya Seni Beluk, Terbang Gede, Dzikir Saman dan Rampak Bedug. Bukan hanya beliau, bapak serta kakeknya pun suka dengan seni tradisional ini.  Pelestarian budaya bak sebuah tahta yang turun-temurun, dari Buyut(abad 17), kakek(abad 18), ayah(abad 19) dan anak(sekarang), empat generasi telah terlewati sampai dengan saat ini M. Hafid Nur(Ketua Kampung Seni Yudha Asri). Berkat keseriusan dan kesabaran mereka dalam menggali dan melestarikan seni, sampai detik ini kita masih bisa menikmatinya.
Perjalanan dimulai dari tahun 1970-an ketika Jupri Noor hijrah ke Kampung Yudha (Kampung Seni Yudha Asri), Desa Mander, Kecamatan Pamarayan(sekarang Kecamatan Bandung). Pada saat itu beliau mulai mengajarkan agama Islam, Membaca Alquran, Sholat, Puasa dan perintah-perintah Allah lainya. Kampung Yudha, Desa Mander pada masa lalu masih terbentang hutan belantara, warganya masih dalam hitungan jari dan dalam mengamalkan agama Islam masih tergolong rendah. Setelah beliau(Jupri Noor) datang, semuanya berubah total, semua diajarkan bagaimana memahami agama Islam dengan baik dan benar. Sambil belajar agama, beliau memperkenalkan seni dan budaya yang merupakan peninggalan kakek dan ayahnya.
Tidak lama berselang, Jupri Noor menikah dengan salah satu warga Kampung Yudha, kemudian beliau mulai membangun Kampung Yudha secara bertahap. Diawali dengan pembangunan Jalan AMD - Koramil, Jalan Mander - ki dalang, kemudian untuk memperindah kampung, dibangunlah Taman Yudha serta saung-saung didalamnya. Selama proses pembangunan Kampung, Seni Beluk, Dzikir Saman, Terbang Gede dan Rampak Bedug tidak ketinggalan, beliau dengan gigih mengajarkan masyarakatnya untuk memahami dan menjiwai seni ini. Setelah dinilai berhsail dalam menggarap seni, barulah mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum misalnya dalam acara pernikahan, khitanan serta mengikuti ajang perlombaan tingkat kabupaten maupun provinsi. Terakhir seni yang diciptakan oleh beliau adalah Bedug Kerok.
Setelah beliau wafat, tahta seni dilanjutkan kepada anaknya saat ini M. Hafid Nur. Pada masa kepemimpinan beliau, perkembangan seni begitu pesat. Semua dihidupkan kembali, dari mulai Tradisi, Budaya dan Seni Tradisional digarap dengan baik. Dan puncaknya ketika Kampung Yudha diresmikan menjadi Kampung Seni Yudha Asri pada bulan Januari 2010. Sampai saat ini hampir setiap hari, kegiatan seni berjalan, dari mulai pembinaan anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA, Pembinaan Sanggar serta Masyarakat umum, Lomba Seni Tradisioal tingkat Kabupaten dan Provinsi bahkan Nasional, Pembukaan suatu acara, Pelepasan Siswa, Peliputan Media, Adat Pernikahan dan lain sebagainya.(upload : Dok KSYA 4 Juni 2011)



 
 





 

SMP Negeri 1 Cilegon dalam latihan Seni Tradisional Kampung Seni Yudha Asri

SMP Negeri 1 Cilegon dalam sesi latihan Seni Tradisional Seni Tradisional Kampung Seni Yudha Asri. Latihan kali ini dimaksudkan untuk persiapan pelepasan siswa-siswi kelas 3 yang telah selesai ujian nasional beberapa waktu lalu. Mengkolaborasikan antara Rampak Bedug, Degung dan Rampak Gendang.(Upload : Dok KSYA 4 Juni 2011)



 







Juara 3 Lomba Seni Tradisional Tingkat Provinsi Banten 2011

SMP Negeri 1 Bandung, Kabupaten Serang berhasil menjadi juara 3 dalam kompetisi seni tradisional tingkat Provinsi Banten 2011 yang berlangsung di Hotel Marbela, Anyer. Pada tahun yang lalu sekolah ini juga mengalami hal yang sama yaitu menjadi juara 3. Kendati pun demikian, hasil ini merupakan sesuatu yang sangat membanggakan bagi siswa-siswi, guru, kepala sekolah dan juga para pelatih seni dari Kampung Seni Yudha Asri.
Selama masa latihan di Kampung Seni Yudha Asri (Gedung Kesenian) anak-anak terlihat begitu semangat dalam berlatih. Untuk bisa benar-benar menjiwai seni tidaklah mudah, perlu keuletan, kegigihan, kemauan dan juga semangat. Selamat sekali lagi untuk SMPN 1 Bandung, Serang.(upload : Dok KSYA 4 Juni 2011)















MTQ Provinsi Banten ke VIII Tahun 2011

MTQ Provinsi Banten merupakan ajang lomba tahunan yang meliputi seni suara(vokal) membaca alquran beserta tajwid dan mahkrojnya. Dalam acara tersebut Kampung Seni Yudha Asri yang mewakili Kabupaten Serang berpartisipasi dalam membuat Dekorasi  Panggung MTQ, Bangunan Mesjid Banten dari sebuah mobil, serta tidak ketinggalan Bedug Kerok pun diikutsertakan untuk lebih menghibur dalam pawai menuju lokasi MTQ.
Adapun hasil dari MTQ ini akan mengikuti MTQ tingkat nasional. Dan yang keluar menjadi juara umum adalah Kafilah dari Kabupaten Serang, disusul Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang. Berikutnya penyelenggaraan MTQ ke IX Provinsi Banten Tahun 2012 akan di adakan di Kabupaten Tangerang. (upload : Dok KSYA 4 Juni 2011)











Kamis, 26 Mei 2011

Rampak Bedug Yudha, Sejarah dan Perkembangannya

Rampak Bedug berasal dari kata Rampak atau kompak yang berarti sama, gerakannya sama, pukulannya sama. Asal muasal rampak bedug ini yaitu pada jaman dahulu ketika masyarakat kampung akan menunaikan ibadah sholat, sebelum adzan salah seorang dari mereka memukul-mukulkan media yang bunyinya nyaring dan keras misalnya kentongan sebagai tanda waktu sholat tiba. Namun ternyata bunyi kentongan ini sering disalah tafsirkan oleh masyarakat setempat, karena bunyi kentongan ini bisa juga diartikan adanya maling yang masuk ke kampung, nah supaya bisa membedakannya maka diciptakanlah bunyi yang suaranya tidak menyerupai kentongan namun masih nyaring dan keras yaitu bedug. Lambat laun, ternyata masyarakat kampung sangat gemar sekali dengan suara dan pukulan bedug ini, mereka silih berganti menabuh bedug ketika waktu sholat tiba. Melihat hal tersebut akhirnya mereka mencetuskan suatu ide seni menabuh bedug dengan banyak orang yaitu rampak bedug, yang kala itu bernama bedug panjang, bedug yang disusun memanjang yang jumlahnya bisa 20 buah bedug. Dipukul secara bersama-sama dengan irama gerakan tertentu. Sampai sekarang rampak bedug ini masih eksis dan terus dikembangkan.





Klik play (>) untuk melihat video
 
 


 

Cover Lathi-Weird Genius oleh Sanggar Yudha Asri(Kolaborasi Musik Modern-Tradisional)

Seni cover lagu/musik adalah hal umum saat ini yang sering dilakukan baik oleh musisi maupun pelaku seni tradisi, tujuannya adalah untuk men...