Sabtu, 14 Mei 2011

Tradisi Saweran

Di Kampung Seni Yudha Asri, tradisi ini dilaksanakan ketika seorang anak akan di khitan. Prosesinya yaitu si anak harus berjiarah terlebih dahulu ke makam bapak/ibu atau kakek neneknya untuk mendoakannya. Setelah itu anak tersebut akan melaksanakan tradisi ngayun, yaitu duduk diatas kursi sambil diayun sambil dibacakan doa agar ketika disunat anak tersebut bisa berjalan dengan baik dan juga tidak sakit. biasanya anak-anak yang belum disunat ikut mengayun-ayun agar suatu saat anak tersebut disunat bisa diayun-ayun oleh anak-anak yang belum disunat dan prosesnya bisa berjalan dengan baik pula. 
Setelah melewati tradisi ngayun anak tersebut duduk dilapangan terbuka yang selanjutnya akan dinyanyikan pupuh sunda, sambil bernyanyi sambil melemparkan uang kepada orang-orang yang berada disekitarnya. Biasanya anak-anak kecil sangat senang sekali dengan tradisi ini, karena mereka bisa berebut uang yang dilemparkan oleh pembaca pupuh tersebut. Selanjutnya setelah prosesi pelemparan uang selesai yaitu hiburan, dimana anak-anak, orang tua dan anak yang akan di sunat berjodeg mengikuti musik jaipongan dengan membentuk formasi lingkaran.(Photo : Dok KSYA 11 Mei 2011)















Klik play untuk melihat video

Hiburan Wayang Golek di Kampung Seni Yudha Asri

Wayang bukanlah hal asing lagi bagi masyarakat Indonesia, tersebar hampir diseluruh pelosok negeri dan khususnya di pulau jawa. Wayang merupakan seni pertunjukan peninggalan nenek moyang kita yang didalamnya mengandung nilai-nilai filosofi, budaya serta tuntunan kepada kita berbuat arif dan bijaksana dalam menjalani hidup.
Pada masa Islamisasi di pulau jawa, wayang adalah salah satu medianya. Wali Songo pada waktu menggunakan alat ini sebagai media tontonan sekaligus menyebarkan ajaran islam. Sunan Kalijaga dan Sunan Giri pada waktu itu mempunyai perananan penting bagi masyarakat jawa sebagai penyebar agama Islam melalui wayang ini. Wayang sendiri ada banyak macamnya, ada Wayang Kulit, Wayang Golek, Wayang Puket, Wayang Purwa, Wayang Orang,Wayang Beber dan masih banyak lagi.
Dalam kehidupan masyarakat Sunda, Wayang Golek hadir sekitar tahun 1920-an. Wayang Golek menceritakan sejarah Ramayana dan Mahabarata. Namun cerita disini bukan seperti yang berada di India, cerita disini sudah melalui proses pembauran dengan budaya Indonesia. Dimana sudah mengenal Tuhan dan ajaran untuk beribadah kepada Allah SWT, Melaksanakan segala perintah dan larangannya. Wayang Golek diiringi oleh gamelan sebagai alat musiknya serta juru kawih/nyanyi yang disebut Sinden.
Seperti kebanyakan wayang lainnya, Wayang Golek dimainkan oleh seorang dalang yang mencerikan alur lalakon/cerita. Terdapat kemiripan antara Wayang Golek dan Wayang Kulit yaitu tokoh yang berperan dalam wayang tersebut, misalnya Semar, Gatot Kaca, Arjuna, Cepot dan lain sebagainya.(Photo : Dok KSYA 10 Mei 2011)




 





Seni Merangkai Bunga, Dekorasi Pelaminan dan Bunga Papan Serang, Banten di Kampung Seni

Dekorasi merupakan seni memperindah tata ruang, baik interior maupun eksterior. Seni dekorasi bertujuan memperindah, mempercantik dan memberikan nilai lebih terhadap suatu objek. Seni Dekorasi bisa kita jumpai pada saat resepsi pernikahan, ulang tahun, acara kolosal, peresmian suatu tempat, Acara kedinasan dan lain sebagainya. Biasanya yang didekorasi mencakup taman, pelaminan, podium, rumah, gedung dan tempat/objek lainya. Selain seni hias juga terdapat seni membuat ucapan dengan menggunakan papan atau yang lebih dikenal bunga papan. Seni ini menggunakan bunga hidup sebagai media utamanya, kemudian streoform, busa, media penyangga, bunga kertas dan yang paling penting seninya. Bunga papan biasanya untuk mengucapkan selamat atas kesuksesan seseorang/perusahaan, duka cita, ulang tahun dan lain sebagainya.
Seniman-senimannya biasanya tersebar di wilayah Bandung, Bogor, Rangkas Bitung, Serang. Di Kampung Seni Yudha Asri sendiri banyak seniman yang terlatih dan profesional yang membidangi seni dekorasi ini, misalnya Bapak Sala, Pak Gatot, Pak Budi, Pak Wawan, Kang Sam dan generasi penerusnya. Mereka sudah berkecimpung hampir 20 tahun dan untuk kebutuhan dekorasi dan bunga papan di wilayah Kabupaten Serang biasanya mereka yang berkarya. Misalnya ketika Peresmian Kampung Seni, MTQ Tingkat Kabupaten, Provinsi  dan Nasional 2010-2011,  Pelepasan Siswa Madrasah Rhoudotul Ullum, Pernikahan dan lain sebagainya.(Photo : Dok KSYA 10 Mei 2011)





























Tradisi Regregan di Kampung Seni

Tradisi Regregan atau yang oleh masyarakat disebut Tradisi Angkatan adalah tradisi ketika acara pernikahan/khitanan  berlangsung dengan menggunakan perangkat alat musik seperti bedug, lesung, terbang gede, kohkol dan perangkat musik lainnya. Tujuannya untuk meramaikan pihak yang sedang mengadakan acara pernikahan/khitanan dan juga mendoakan agar bisa berjalan dengan baik. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada pagi hari.
Tradisi ini terdiri dari laki-laki dan perempuan/Ibu-ibu. Dimana laki-laki sebagai pemain alat-alat musik tradisional dan kaum perempuan yang menari/berjoged mengelilingi rumah yang sedang mengadakan khitanan/pernikahan sebanyak tiga kali.
Dalam budaya masyarakat Sunda memang banyak sekali tradisi yang melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Sudah ada sejak berpuluh-puluh/beratus-ratus tahun yang lalu bahkan sebelum Indonesia ini berdiri. Tradisi merupakan bagian dari sebuah kebudayaan yang harus kita lestarikan. Tradisi bisa dijadikan sebagai tolok ukur kehidupan masyarakat pada jaman dahulu. Karena dalam tradisi itu tersimpan nilai-nilai luhur yang harus kita terjemahkan kedalam kehidupan sekarang.(Photo : KSYA 11 Mei 2011)

















Klik play untuk melihat video

Cover Lathi-Weird Genius oleh Sanggar Yudha Asri(Kolaborasi Musik Modern-Tradisional)

Seni cover lagu/musik adalah hal umum saat ini yang sering dilakukan baik oleh musisi maupun pelaku seni tradisi, tujuannya adalah untuk men...