Kami adalah Sanggar dan komunitas Tari dan Musik Tradisional yang hampir mewakili semua kesenian di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Pusat Pelatihan kami berada di Sanggar Pusat Banten dan Cabang Perwakilan di Jakarta Selatan. Visi kami adalah melestarikan kebudayaan Indonesia sedini mungkin, dikenal oleh semua elemen masyarakat.
Dokumentasi Prosesi Casting TVRI dalam acara Pesona Budaya Nusantara : Napak Tilas Kesenian Tradisional Kabupaten Serang, Banten. Menurut rencana akan disiarkan tanggal 9 Juni 2011 Pukul 11.30 WIB di TVRI. Terima kasih atas partisipasinya.(Photo : Dok KSYA 7-8 Mei 2011)
TTKKDH atau Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir adalah sebuah perguruan silat yang bermarkas di Banten, Jawa Barat, Lampung dan tempat-tempat lainya. TTKKDH atau lebih dikenal Silat Cimande ini telah ada sekitar tahun 1770-an, yang kala itu diperkenalkan oleh Abah Khoir dari Bogor.
Silat Cimande sudah tidak asing lagi di dunia persilatan Indonesia, apalagi di daerah Pasundan, hampir mayoritas masyarakatnya pernah belajar seni bela diri ini. Setiap orang yang mau belajar Silat Cimande harus melewati beberapa ritual, diantara "Talek" atau bersumpah yang salah satu poinnya adalah "Tidak diperbolehkan menyakiti orang lain jika tidak disakiti". Ritual berikutnya adalah "Rujakan" yaitu minum kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh manis, air kelapa muda, memakan makanan 7 warna, rokok 7 rupa, bunga 7 rupa dan memakan ayam jantan. Ini dimaksudkan bahwa dalam menjalani hidup, penuh dengan persoalan, susah-senang, kaya-miskin dan pencak silat bukan sarana untuk jago-jagoan. Justru dipergunakan untuk lebih arif dan bijaksana dalam setiap keadaan. Pencak Silat Cimande sendiri ada 21 kelid atau jurus, yang setiap anggotanya harus bisa dan menguasai jurus-jurus tersebut.
Jika dahulu Silat Cimande adalah sarana untuk berperang melawan musuh, namun saat ini silat ini hanya sebagai seni bela diri yang indah, yang dipertontonkan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas, dan dalam hal berperang, sudah tidak begitu menonjol karena jamannya sudah berubah, namun bagaimana agar seni ini bisa terus eksis salah satunya adalah diperkenalkan kepada masyarakat umum, misalnya dalam pembukaan suatu acara, peresmian suatu tempat dan berbagai ajang perlombaan.
Dan beberapa waktu yang lalu Silat Cimande kembali ditampilkan dan dikolaborasikan dengan Rampak Bedug Yudha pada acara Hari Ulang Tahun Pencak Silat TTKKDH Provinsi Banten di GOR Kota Serang. Dalam acara tersebut turut hadir Gubernur Banten Ibu Hj. Atut Chosiah beserta pimpinan TTKKDH pusat dan daerah.(Photo : Dok KSYA Mei 2011)
Klik play (>) untuk melihat video
Resepsi Pernikahan dengan tradisi adat Kampung Seni Yudha Asri di Kampung Pangawinan, Desa Pangawinan, Kecamatan Bandung, Serang.
SD Negeri 1 Yudha, Kecamatan Bandung, Serang adalah sekolah dasar yang berada dilingkungan Kampung Seni Yudha Asri, Kp. Yudha, Desa Mander. Dalam proses belajar-mengajar, pelajar nya disuguhkan dengan sajian seni tradisional. SD Negeri 1 Yudha merupakan sekolah dasar percontohan khususnya di bidang seni tradisional untuk 17 sekolah dasar yang tersebar di seluruh Kecamatan Bandung, Serang. Hampir setiap kegiatan seni tradisional baik tingkat kabupaten maupun provinsi, sekolah ini selalu berpartisipasi.
Dalam berbagai ajang perlombaan, sekolah ini telah menjuarai seni tradisional tingkat kabupaten dan provinsi 2010. Sungguh prestasi yang membanggakan khususnya untuk wilayah Kecamatan Bandung. Selain dalam ajang perlombaan, sekolah ini juga aktif menyajikan seni tradisional dalam acara-acara baik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah. misalnya saja dalam peringatan 17 Agustus, Hari Kartini, Hari Pendidikan Nasional dan masih banyak lagi.
Merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua, karena seni tradisional merupakan bagian dari sebuah kebudayaan bangsa yang harus kita selamatkan, dengan menanamkan rasa cinta terhadap seni sejak dini, seniman-seniman kecil inilah yang nantinya akan terus melestarikan seni tradisional hingga penghujung jaman.
Wawancara Kepala Sekolah SD Negeri 1 Yudha tentang Seni Tradisional