Bata merupakan bahan dasar bangunan, baik dipergunakan untuk membangun rumah, sekolah, taman, gedung bertingkat, apartemen dan lain sebagainya. Bata terbuat dari tanah liat dan proses pembuatannya sangat sederhana.
Pertama kita harus menyiapkan tanah yang telah dicangkul hingga berbentuk halus, banyaknya kira-kira sebanyak bata yang akan kita buat. Langkah selanjutnya adalah tanah tersebut disirami air dan dihaluskan kembali dengan menggunakan cangkul, setelah dikasih air, kemudian dicampurkan abu dari proses pembakaran bata. Setelah halus, bata siap untuk dicetak. Proses pencetakannya menggunakan kayu yang sudah dibentuk menyerupai persegi panjang dan didalamnya sudah terdapat cetakan-cetakan bata sebanyak empat atau enam cetakan, tergantung kebutuhan. Setelah pencetakan selesai kemudian dijemur sampai kering dan diusahakan jangan sampai kena air hujan, karena air hujan dalam proses penjemuran akan menghancurkan bata yang telah dibentuk. Proses selanjutnya adalah "Nyiksrik" yaitu membersihkan bata yang telah dijemur, agar bentuk benar-benar rapih. Jika bentuk batanya sudah rapih langkah terakhir adalah pembakaran bata. Bata dibakar di sebuah gubuk, pembakaran bata membutuhkan waktu 2-3 hari, tergantung cukup tidaknya panas saat pembakaran. Dan terakhir adalah pengangkatan bata dari gubuk, dan diletakan ditempat yang telah disediakan, biasanya ditaruh dipinggir gubuk. Bata pun siap untuk dipakai, baik untuk dipakai sendiri ataupun pesanan orang lain.
Masyarakat biasanya dalam membuat industri bata tradisional disekitar areal persawahan. Selain karena tanahnya yg cukup juga mudah dalam mendapatkan air. Usaha percetakan bata tradisional ini tersebar di Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Yaitu di Kampung Yudha, Lembur Dukuh, Buah, Lembur Saung, Kangkung, Batu Cina, Mander dan ditempat-tempat lain.(Photo : Dok KSYA 17 April 2011)
Percetakan Bata di sekitar Kampung Seni Yudha Asri |
Percetakan Bata di sekitar Kampung Seni Yudha Asri |
Percetakan Bata di sekitar Kampung Seni Yudha Asri |
Percetakan Bata di sekitar Kampung Seni Yudha Asri |
Klik play untuk melihat video